ANTARA PERANCIS DAN ISLAM

ANTARA PERANCIS DAN ISLAM


_______
Oleh: Ichal Aydoğan

Perancis kembali meraih gelar juara dunia "World Cup 2018". Sebelumnya, tim berjulukan Les Bleus ini pernah menjadi juara ketika turnamen tersebut digelar di negara mereka pada 1998. Kemenangan Perancis dalam Piala Dunia tak pernah lepas dari kontribusi para pemain Muslim. Jika di tahun 1998 ada Zinedine Yazid Zidane, maka di tahun ini ada sebanyak 7 orang Timnas Perancis yang juga beragama Islam. Mereka adalah Paul Pogba, Adil Rami, Djibril Sidibe, Benjamin Mendy, N’Golo Kante, Nabil Fekir dan Ousmane Dembele. Hal ini menjadi sorotan warga dunia, bagaimana tidak, mengingat selama ini Perancis dikenal sebagai salah satu negara yang paling Phobia terhadap Islam.

Jika kita membaca sejarah, sebenarnya masyarakat Perancis sudah lama mengalami kontak dengan Islam. Tepatnya sejak Islam masuk pada abad ke-8 di bagian Selatan Perancis, yakni di saat transisi kekuasaan dari Dinasti Bani Umayyah ke Dinasti Bani Abbasiyah. Melalui Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi, yang merupakan Gubernur Andalus (Spanyol) saat itu.

Pada abad ke-20, Islam berkembang dengan sangat pesat di daratan Eropa. Perlahan-lahan, masyarakat di benua biru yang mayoritas beragama Kristen dan Katholik ini mulai menerima kehadiran Islam. Tak heran bila kemudian Islam menjadi salah satu agama yang mendapat perhatian serius dari masyarakat Eropa. Bahkan pada tahun 1922, telah berdiri sebuah masjid yang sangat megah bernama Masjid Raya Yusuf di ibu kota Perancis, Paris. Hingga kini, lebih dari 1000 masjid berdiri di seantero Perancis.

Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Perancis mencapai 7 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Perancis menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di Eropa. Menyusul kemudian negara Jerman sekitar 4 juta jiwa dan Inggris sekitar 3 juta jiwa.

Meskipun Islam telah berkembang pesat di Perancis. Penindasan terhadap kaum minoritas itu tetap terjadi. Tantangan berat yang dihadapi umat Islam Perancis adalah adanya pelarangan penggunaan hijab. Program anti hijab telah meluas hingga pengusiran muslimah berjilbab di Perancis benar-benar telah diberlakukan.

Fenomena ini merupakan indikasi bahwa pemerintah Perancis memandang Islam sebagai sesuatu yang berbahaya. Mereka takut akan perkembangan Islam di negara-negara Eropa yang kian pesat. Untuk itu mereka senantiasa berusaha untuk memburukkan citra Islam, di antaranya dengan menggambarkan bahwa Islam mengekang kaum muslimah dengan aturan-aturan agama yang ketat.

Di tengah kebencian dan kampanye gerakan Islamphobia yang mereka publikasikan secara masif, justru semakin banyak warga Perancis yang tertarik untuk mempelajari Islam. Menurut sebuah artikel berita 5pillarsuk.com, jumlah orang yang menerima Islam di Perancis telah meningkat secara signifikan setelah serangan Charlie Hebdo pada tahun 2015 lalu, dan Imam melaporkan semakin banyak orang yang datang ke masjid untuk mengucapkan dua kalimah Syahadat, dan menyatakan diri masuk Islam.

Jika peristiwa ambruknya gedung menara kembar New York pada 11 September 2001 membuat banyak warga AS yang penasaran, sehingga mereka memeluk Islam. Tampaknya hal yang sama dialami oleh Perancis. Sejak insiden penyerangan ke majalah penghina Rasulullah (Saw) Charlie Hebdo tahun 2015 lalu, rasa penasaran warga Perancis kian meningkat untuk mendalami ajaran Islam. Sehingga penjualan buku-buku tentang Islam, termasuk Al-Qur’an dan majalah Islam, meningkat pesat.

Mengapa demikian, sebab Islam adalah agama yang sesuai dengan tuntutan akal manusia dan Islam bersifat fitrah. Islam dapat menjadi solusi dan menyelesaikan terhadap tantangan dan problem kehidupan umat manusia. Betapapun kampanye anti Islam "Islamphobia" yang begitu masif di Eropa, tidak menyurutkan keinginan mereka untuk memilih Islam.

Seharusnya Perancis berterima kasih kepada umat Islam. Bukan atas kontribusi pemain Muslim yang telah meraih gelar juara dunia sebanyak 2 kali. Tetapi berterima kasih atas jasa kaum Muslimin yang telah membebaskan Raja Perancis I dari tangkapan musuhnya pada pertempuran Pavia tahun 1525.

Berdasarkan pada fakta sejarah ini, kiranya sangat tidak bijak dan tidak arif, bilamana masyarakat dan apalagi pemerintah Perancis dewasa ini, tetap menganggap Islam sebagai musuh, serta menjadikan Islam sebagai agama yang termarginalkan.

*Sumber Referensi:

Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam Bagian Kesatu dan Kedua, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999.

Esposito, John L., The Oxford Encyclopedia of The Modern Islam World, vol. 2 (New York: Oxford University Press, 1995.

http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/02/25/35866/meningkat-orang-masuk-islam-sesudah-serangan-charlie-hebdo/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ANTARA PERANCIS DAN ISLAM"

Post a Comment